Kamis, 04 Februari 2010

Jangan Merasa






Jangan merasa paling cantik..
Karena mungkin anda bukanlah yang tercantik bahkan di lingkungan anda sekalipun..

Jangan merasa paling bernyali..
Karena mungkin nyali anda bukanlah apa-apa dibandingkan anak-anak dan remaja di Palestina sana..

Jangan merasa paling pintar..
Karena mungkin saja anda tidak sepintar anak kelas lima Sekolah Dasar..

Jangan merasa paling pandai menulis..
Karena mungkin tulisan anda tidak memberikan manfaat apa-apa selain hanya sekedar jadi bahan tertawaan saja..

Jangan merasa paling tahu..
Karena mungkin anda sebenarnya hanyalah sok tahu..

Jangan merasa paling dermawan..
Karena banyak dermawan di luar sana yang tak perlu bilang bahwa ia dermawan..

Jangan merasa paling kaya..
Karena mungkin harta anda tak membuat orang lain “kaya”

Jangan selalu merasa..
Karena mungkin itu hanya perasaan anda saja..

Sejujurnya dalam banyak episode hidup kita, seringkali kita salah memahami rasa atau lebih tepatnya salah dalam merasa. Ya. Kadang kita seringkali merasa tertipu oleh perasaaan sendiri tanpa kita sadari sepenuhnya. Perasaan yang mengawang-awang tapi sejatinya ia lebih pantas terpendam di dalam bumi.

Misal kadang kita merasa sudah baik padahal sejatinya belum. Sudah merasa ikhlas menolong orang lain, tapi saat tak ada ucapan terima kasih kok malah cemberut. Sudah merasa paling benar tapi kelakuannya malah mendustakan kebenaran. Merasa sudah berbuat baik kepada orang lain, tapi kok orang lain malah merasa terganggu.

Kepekaan kita diuji dengan ini semua. Ada yang berhasil menjadi peka. Ada juga yang malah terlena dalam buaian perasaan.

Maka jalan terbaik adalah menata perasaan lalu mengaca diri secara jujur dengan satu pertanyaan;

Apakah yang ku rasa ini benar adanya??..




taufik-hate
@ mess ujung, di sebuah desa bernama mayang mangurai – jambi
4 Feb ‘10