Selasa, 26 Oktober 2010

Penilaian




Kata orang gak semua hal itu bisa dinilai. Saya bisa setuju soal ini. Tapi secara garis besar banyak hal di dunia ini yang bisa di nilai kok. Contoh yang paling dekatnya itu seperti berat badan, tinggi menara dan tentu saja uang. Termasuk berapa besar uang yang kita pinjam dari orang lain dan belum dikembalikan, hehehe..

Persolannya sekarang bukan soal menilai yang di atas-atas itu. Ada hal yang lebih seksi yang sekarang diperbincangkan banyak orang, yaitu menilai orang lain. Makanya jangan heran muncul acara-acara gosip yang makin marak saja di tahun-tahun belakangan ini. Itu tak lain dan tak bukan bahwa menilai adalah sesuatu yang penting. Walaupun kita harus sepakat bahwa menilai itu tak selalu masuk kategori gosip. Tapi gosip adalah memang menilai.

Menurut saya menilai adalah sesuatu yang sangat manusiawi dan wajar saja. Mengapa? Karena dalam kehidupan itu sendiri secara sadar atau tidak, kita sendirilah yang melakukan penilaian itu hingga melahirkan preferensi-preferensi tertentu dari sesuatu yang kita inginkan. Yang akhirnya dari penilaian itu kita memilih pilihan hidup. Untuk masa depan kita.

Kalau kita menilik lebih dalam lagi soal nilai-menilai, sepertinya tak adil bila penilaian itu melahirkan suatu justifikasi yang ujungnya adalah penghakiman. Bukan itu saya rasa tujuan dari kita menilai. Apalagi kalau konteksnya menilai secara personal.

Bukan perkara mudah menilai orang, salah-salah kita bisa salah dalam menilai. Seperti waktu kita baru berjumpa dengan orang-orang yang “sepertinya” terkesan angkuh dengan muka juteknya, ehh gak taunya friendly banget bahkan menjurus caur malah. Lagi-lagi casing seseorang belum bisa bercerita banyak tentang diri mereka yang sebenarnya.

Penilaian juga yang membuat pemerintah mempunyai hak untuk menentukan lulus atau gak-nya murid-murid dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan waktu kita kuliah pun ada sebagian teman-teman kita―termasuk kita mungkin―yang “divonis” tidak lulus satu mata kuliah tertentu oleh bapak atau ibu dosen, dan dipersilahkan untuk mendalami mata kuliah tersebut lebih lanjut. Untuk apa diulang? Yap agar kita semakin mengerti. Bahwa pelajaran itu penting untuk dipahami. Apalagi kehidupan ini, salah menilai sedikit saja, akan berakibat salah pula hasil yang diinginkan.

Terlepas dari nilai-menilai itu. Kita tahu bahwa menilai itu membutuhkan teknik tersendiri. Gak sembarangan. Tapi yang harus kita setujui adalah nilailah dirimu sendiri sebelum kamu terlalu sibuk menilai orang lain sehingga lupa bahwa banyak hal dari dirimu yang harus dinilai oleh dirimu sendiri.



taufik-hate
sebuah tulisan lama yang lupa diselesaikan, kira-kira tahun 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar